Awasi Pendemo, Militer Myanmar Diduga Pakai Drone Israel


Demonstran berbaris selama protes menentang kudeta militer, di dekat kuil di Bagan, Myanmar 18 Februari 2021, Reuters

Laporan media mengungkap keterlibatan perusahaan senjata Israel dalam kudeta militer Myanmar. Tak hanya itu, militer Myanmar juga menggunakan drone canggih buatan Israel untuk mengawasi pergerakan massa pedemo anti-kudeta.

Sejumlah drone pengintai buatan Israel dan perangkat peretas disebut turut digunakan oleh militer Myanmar. Perangkat peretas iPhone Eropa, dan perangkat lunak buatan Amerika Serikat untuk meretas komputer hingga menyedot data di dalamnya.

Para jenderal Myanmar diduga menggunakan drone pengintai dan alat-alat canggih tersebut untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah sipil dan mengawasi para penentang kudeta.

“Militer sekarang menggunakan alat-alat itu secara brutal untuk menindak para pedemo yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan junta militer dan memulihkan demokrasi,” kata juru bicara pemantau pelanggaran junta militer, Justice for Myanmar, Ma Yadanar Maung.

Justice for Myanmar mengungkap dokumen yang menyertakan anggaran belanja pemerintah sebesar jutaan dolar untuk belanja teknologi yang dapat meretas ponsel dan komputer, melacak lokasi, dan menguping percakapan orang.

Disebutkan dalam dokumen tersebut, pembelian perangkat canggih untuk berbagai tujuan, mulai dari memerangi ‘pencucian uang’ atau menyelidiki ‘kejahatan dunia maya’. Alat-alat tersebut diduga digunakan oleh militer untuk melakukan kekerasan terhadap etnis Rohingya.

Dokumentasi untuk surat perintah penangkapan pas kudeta yang dilihat oleh Strait Times, menunjukkan bahwa Tatmadaw (militer Myanmar) melakukan triangulasi antara unggahan pengritik militer di media sosial dengan alamat individu melalui koneksi internet untuk menemukan posisi mereka.

Para ahli menyebut pekerjaan serupa detektif itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi asing yang dibuat khusus.

“Bahkan di bawah pemerintahan sipil, pihaknya kurang mengawasi terkait pengeluaran militer untuk teknologi pengawasan,” kata Ko Nay Yan Oo, mantan anggota di Forum Pasifik Pusat Kajian Strategis dan Internasional yang telah mempelajari militer Myanmar.

Alat-alat canggih itu diketahui dipasok dari sejumlah negara dari Israel, AS, hingga Eropa. Laporan ini meningkatkan desakan agar Israel mengakhiri ekspor penjualan senjata ke Myanmar.

Berdasarkan artikel New York Times, tiga perusahaan manufaktur diduga memasok senjata bagi asing, yakni Elbit System, Cellebriten, dan Industri Otomotif Gaia.

Laporan tersebut juga mengungkap anggaran militer Myanmar termasuk pembelian perangkat lunak forensik “Macquistion” yang dirancang untuk mengekstraksi dan mengumpulkan data dari komputer Apple.

Kepala eksekutif Science Future Myanmar, perusahaan yang mengklaim menjadi “pemasok alat bantu pendidikan dan pengajaran,” mengkonfirmasi perusahaannya mulai melakukan perbaikan drone pada akhir 2019 dan berlanjut hingga 2020.”

“Kita meminta suku cadang dari perusahaan Israel yang disebut Elbit karena mereka punya kualitas yang bagus dan terkenal,” jelas Kyi Thar kepada Times.

Laporan itu kian diperkuat dengan kunjungan Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin kudeta ke kantor Elbit selama perjalanan ke Israel tahun 2015.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>