Perkuat Promosi Museum Gunung Api Batur, Ini Catatan Menteri ESDM


AKTUALITAS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif beserta rombongan pada hari Jumat (6/10) mengunjungi Museum Gunungapi Batur di Kintamani, Bangli, Bali. Dalam kunjungan tersebut, rombongan diberikan penjelasan mengenai keanekaragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity) dan keanekaragaman budaya (culture diversity) yang terdapat di Gunung Api Batur.

Usai diberi penjelasan terkait koleksi-koleksi yang ada di Museum Gunung Api Batur, Menteri Arifin memberikan empat catatan yang harus dilaksankan pengelola Museum. Catatan pertama adalah perlunya koordinasi lintas instansi, antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penggunaan, pemanfaatan, dan pengoptimalan Lahan TWA (Taman Wisata Alam) untuk menunjang pengoptimalan Aset BLU Museum Gunungapi Batur.

Catatan kedua yaitu perlu revitalisasi peraga terutama pada maket besar yang ada di Hall Lobby agar lebih ditingkatkan secara teknologi. Ketiga, perlu dibuatkan sarana informasi seperti leaflet, brosur, buku, dan media promosi lainnya, untuk disebarluaskan agar informasi geopark Batur dapat membumi ke masyarakat, terutama siswa/pelajar. Terkahir, perlu dilakukan sosialisasi informasi kepada seluruh stakeholder terkait keberadaan Museum Gunungapi Batur dan segala informasi yang ada di dalamnya.

“Informasi tentang Museum Gunung Api Batur perlu diperkuat dengan membuat brosur-brosur, pamlet-pamflet serta media informasinya lainnya dan disebarkan luaskan agar informasi museum ini dapat lebih membumi. Bisa buat para pelajar dan mahasiswa,” lanjut Arifin.

Koleksi Anjing Kintamani

Sebelumnya, Menteri ESDM beserta rombongan diberikan penjelasan koleksi-koleksi yang terdapat di setiap lantai oleh Kepala Museum Gunung Api Batur Suryo Hespiantoro.

“Di lantai satu terdapat koleksi dan informasi mengenai terjadinya alam semesta, evolusi bumi, proses tektonik lempeng, proses geologi dari Pulau Bali, batuan pembentuk Pulau Bali, proses evolusi caldera gunung batur purba, beserta contoh batuan hasil evolusi dan erupsi gunung batur,” ujar Suryo menjelaskan.

Suryo menambahkan, di lantai dua, pada ruang biodiversity terdapat koleksi mengenai beragam flora dan fauna yang ada di kawasan gunung batur.

“Salah satu yang menonjol adalah adanya spesies lokal yaitu anjing kintamani. Anjing kintamani memiliki penampilan tubuh yang tergolong unik dan anggun. Anjing jenis ini biasanya berukuran kecil hingga sedang dan mereka sedikit lebih panjang dari tinggi mereka, mempunyai bulu yang tebal di sekitar leher dan ekor hasil adaptasi terhadap kondisi cuaca yang dingin. Bulu ini berguna untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat. Seperti yang kamu tahu, anjing jenis ini tinggal di dataran tinggi, sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut,” jelas Suryo.

Pada 20 Februari 2019, secara resmi Federation Cynologique Internasionale (FCI) mengumumkan anjing Kintamani diakui sebagai anjing trah dunia. Dengan begitu, anjing jenis ini sejajar dengan anjing Chow-Chow dari China, anjing Samoyed dari Rusia, dan anjing Akita Inu dari Jepang.”Proses anjing jenis ini untuk mendapatkan pengakuan dari internasional amat panjang. Membutuhkan waktu sekitar 20 tahun dengan melibatkan banyak pihak, termasuk kalangan ahli,” jelas Suryo lagi.

Ruang selanjutnya yang dikunjungi Menteri adalah ruang keanekaragaman budaya (culture diversity) dimana didalmnya terdapat rentetan koleksi Sejarah perkembangan peradaban dan budaya. Koleksi awal memberikan informasi bahwa manusia pada jaman dahulu menggunakan peralatan sederhana dari batu untuk mendukung kehidupan sehari-hari.

“Pada koleksi juga terdapat beberapa informasi yang terkait kebudayaan bercocok tanam, seperti ada alat penanggalan yang disebut tika, kemudian ada lontar aji pari yang digunakan untuk guide line dalam pembenihan padi sampai pada waktu panen padi. Kehidupan sosial juga berkembang pada era Kerajaan Bali kuno dengan ditemukan prasasti tembaga yang berikan informasi mengenai system perpajakan yang diberlakukan, serta pengaturan tata ruang yang sesuai dan selaras dengan kondisi alam, serta penentuan batas-batas wilayah.

Koleksi menarik lainnya adalah adanya informasi mengenai cara memperlakukan plasenta (ari-ari) bayi yang baru lahir dengan menaruhnya pada batok kelapa yang sudah dibelah dua kemudian menggantungnya pada kuburan ari-ari. Tradisi ini masih ada sampai sekarang tepatnya di Desa Bayung Gede Kecamatan Kintamani.

Yang juga tidak kalah menarik adalah, koleksi manusia pacung, yang ditemukan di desa pacung daerah bali utara. Berdasarkan carbon dating oleh peneliti balai arkeologi pada tahun 1988, manusia pacung ini hidup pada 2000 tahun yang lalu. Sehingga disimpulkan bahwa di daerah bali utara sudah ada peradaban semenjak 2000 tahun yang lalu. (Red)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>