10.047 Armada akan Terintegrasi Dengan Jak Lingko


trans, transjakarta, bus,
Bus Transjakarta saat melintas di Jembatan Penyebaran Orang (JPO) atau Skybridge di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta, Selasa (2/7/2019). Jembatan yang menghubungkan stasiun Light Rail Transit (LRT) Velodrome dan Halte Transjakarta Pemuda akan rampung pembangunannya pada akhir bulan ini. Nantinya JPO ini akan dibangun serupa dengan JPO di kawasan Senayan yang instragamable. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) ini juga akan dipercantik dengan sistem pencahayaan lampu pada malam hari.AKTUALITAS.ID/Kiki Budi Hartawan.

AKTUALITAS.ID – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta bersama BUMD PT Transjakarta melakukan pembenahan sistem transportasi berbasis mobil angkutan umum perkotaan, dengan menyediakan 10.047 armada. Semua mobil armada perkotaan tersebut akan terintegrasi dengan sistem Jak Lingko.

Sistem transportasi perkotaan Jakarta Jak Lingko, merupakan program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan yang diinisiasi Pemerintah DKI Jakarta.

Pembenahan angkutan umum terintegrasi Jak Lingko ini bagian dari peremajaan Angkutan Umum di DKI Jakarta, yang juga tindak lanjut Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan target 10.047 armada angkutan umum di DKI Jakarta terintegrasi dalam Jak Lingko akan segera diremajakan pada tahun 2020. Dengan demikian, ia berharap tidak ada lagi armada angkutan yang berusia di atas 10 tahun.

“Untuk implementasi pembatasan usia kendaraan angkutan umum 10 tahun, akan direalisasikan maksimal 2020. Sebanyak 10.047 unit armada akan diremajakan dan diintegrasikan Jak Lingko,” sebut Syafrin.

Kesemua jenis armada yang akan diintegrasikan pun bermacam-macam, mulai dari bus kecil, bus sedang, dan bus besar. Sejauh ini, jumlah armada yang tergabung dalam Sistem Jak Lingko dan telah diremajakan sejumlah 3.359 unit, yang terdiri dari bus besar 1.779 unit, bus sedang 420 unit, dan bus kecil 1.160 unit.

Peremajaan ini tidak hanya berlaku bagi armada yang memiliki trayek di Jakarta, melainkan juga yang berlaku di wilayah Jabodetabek serta mobil jenis penumpang (Pnp).

Syafrin mengungkapkan Pemprov DKI Jakarta telah berupaya dan mencoba menyusun bisnis proses, baik dari aspek ketersediaan armada dari operator eksisting, hingga menjamin Standar Pelayanan Minimum itu diterima oleh masyarakat dengan baik. Oleh sebab itu, pola yang sedang dijalankan adalah melalui kontrak layanan angkutan umum. Yaitu, operator angkutan umum eksisting itu dijamin pendapatannya oleh pemerintah.

“Ini adalah wujud kehadiran pemerintah, khususnya Pemprov DKI,  dalam bisnis angkutan, khususnya operator eksisting kita,” tambah Syafrin.

Dengan adanya peremajaan armada angkutan umum yang massif ini, diharapkan dapat mengurai 141 titik kemacetan yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta hingga tahun 2022. ”Kami juga berharap bahwa dengan pola ini, maka seluruh layanan angkutan umum, target kami 2020, dapat mencakup coverage area-nya 90 persen di Jakarta,” imbuh Syafrin.

Sementara itu, Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono menyebut, Transjakarta akan menambah armada dan fasilitas integrasi. Saat ini, fasilitas integrasi yang sudah beroperasi, yaitu Halte Transjakarta Bundaran HI (integrasi dengan MRT) dan Halte Transjakarta Rawamangun (terintegrasi dengan LRT).

“Keduanya merupakan inovasi baru. Sekarang Halte Transjakarta Tosari sedang dibangun, Halte Transjakarta Lebak Bulus dalam proses perencanaan, Halte Transjakarta CSW sudah dihasilkan sebuah desain melalui sayembara, hingga nantinya Halte Cawang UKI yang akan dilaksanakan tahun ini juga,” papar Agung.

Hingga Juli 2019, Bus Transjakarta yang telah terintegrasi dalam Program Jak Lingko sejumlah 3.305 buah bus. Mulai dari Articulate Bus, Single Bus, Double Decker Bus, Medium Bus, Mikro Bus, hingga Transjakarta Cares.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>